vhsnutznboltz – Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih menjadi sorotan publik setelah terungkap dugaan kasus bayi tertukar yang melibatkan pasangan suami-istri, Feni Selvianti (26) dan Muhammad Rauf (27). Kejadian ini terungkap setelah Rauf mencurigai perlakuan pihak rumah sakit yang dianggap tidak transparan.
Kejadian berawal ketika Feni mengalami kontraksi pada 15 September 2024. Rauf kemudian membawa istrinya ke Klinik Pratama Karnaeny di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Di klinik tersebut, dokter menyatakan bahwa air ketuban Feni kurang dan memerlukan tindakan operasi caesar. Rauf dan istrinya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Pada 16 September 2024, Feni menjalani operasi caesar dan melahirkan bayi perempuan pada pukul 09.05 WIB. Namun, Rauf mengaku tidak diizinkan untuk melihat bayinya secara langsung. Ia hanya dipanggil untuk mengumandangkan adzan dan diberi izin untuk memotret bayi tersebut setelah memaksa. Bayi tersebut langsung dibawa ke Ruang NICU tanpa memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi bayi kepada Rauf dan istrinya.
Rauf mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit tidak memberikan informasi mengenai jenis kelamin, berat, panjang, atau kondisi bayi. Pada sore harinya, Rauf diberitahu bahwa bayinya dalam kondisi kritis dan memerlukan oksigen tambahan. Ia diminta untuk menandatangani dokumen persetujuan tanpa diberikan penjelasan yang jelas.
Keesokan harinya, Rauf diberitahu bahwa bayinya telah meninggal dunia. Jasad bayi tersebut langsung dibungkus kain kafan dan Rauf diminta untuk segera memakamkannya. Rauf kemudian memakamkan bayinya di TPU Cilincing.
Setelah sehari berselang, istri Rauf meminta untuk membongkar makam bayinya karena ingin melihat jasad anaknya. Setelah mendapat izin dan membongkar makam, Rauf dan keluarga terkejut melihat kondisi jasad bayi yang berbeda dengan catatan medis rumah sakit slot kamboja. Bayi yang dikubur memiliki tinggi sekitar 70-80 cm, sementara yang tertulis di catatan medis hanya 47 cm. Rauf dan keluarga kemudian menduga bahwa bayi yang dikuburkan bukanlah anak mereka.
Rauf kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak rumah sakit dan melakukan mediasi sebanyak dua kali. Namun, karena tidak ada kesepakatan, Rauf memviralkan kejadian tersebut setelah tiga bulan kemudian. Setelah viral, pihak rumah sakit mendatangi Rauf dan berjanji akan melakukan tes DNA serta menanggung seluruh biayanya.
Pihak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih akhirnya menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi tes DNA dan menanggung seluruh biaya proses di laboratorium. Direktur Utama RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, menyampaikan bahwa langkah ini diambil untuk menguak kebenaran dan menjadi jalan kebaikan bagi semua pihak.
Rauf dan istrinya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berharap tes DNA dapat memberikan kejelasan mengenai dugaan bayi tertukar ini.