vhsnutznboltz.org

vhsnutznboltz.org – Asosiasi Gula Indonesia (AGI) telah berbicara terbuka tentang penipisan stok gula dalam negeri yang menjadi salah satu faktor utama lonjakan harga gula saat ini. Tenaga Ahli AGI, Yadi Yusriadi, pada Sabtu (20/4/2024) menyatakan bahwa stok gula diperkirakan hanya akan mencukupi hingga bulan Mei, menandakan situasi yang kritis.

Strategi Penanggulangan Kekurangan Pasokan Gula

AGI optimis bahwa situasi akan membaik dengan masuknya impor gula konsumsi sebanyak 296.000 ton oleh ID Food. Peningkatan pasokan ini diharapkan akan terjadi bersamaan dengan dimulainya musim penggilingan tebu oleh pabrik-pabrik gula domestik pada bulan Mei, yang akan berkontribusi pada ketersediaan gula hingga awal Juni.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Harga Gula

Harga gula yang tinggi juga dipicu oleh biaya impor yang meningkat karena naiknya biaya pengapalan internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang kini berada di atas Rp 16.000. Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada harga gula di pasar domestik.

Tantangan dalam Produksi Gula Nasional

Produktivitas tebu yang menurun dan kenaikan komponen produksi menjadi faktor internal yang turut berperan dalam tekanan harga gula. AGI menyatakan bahwa kenaikan Harga Acuan Pemerintah (HAP) direlaksasi dengan tujuan untuk memberikan margin keuntungan yang lebih baik bagi petani tebu, sekaligus menghindarkan para importir dari kerugian.

Situasi Harga Gula Saat Ini

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga gula saat ini berada di rata-rata Rp 18.050 per kilogram, yang telah melampaui HAP yang telah direlaksasi menjadi Rp 17.500 per kilogram. Pemantauan harga di toko-toko online menunjukkan harga gula bermerek mencapai Rp 23.000 per kilogram, menunjukkan disparitas harga yang signifikan.

Krisis pasokan gula dalam negeri dan faktor eksternal seperti biaya pengapalan dan nilai tukar telah berkontribusi pada peningkatan harga gula di Indonesia. Sementara pemerintah telah mengambil langkah untuk menanggulangi situasi dengan impor dan penyesuaian HAP, dinamika pasar menunjukkan bahwa tekanan harga masih dirasakan oleh konsumen. AGI dan pemerintah terus bekerja untuk menstabilkan situasi dan memberikan solusi yang dapat menguntungkan baik produsen maupun konsumen.